AL MUJADILLAH & AL JUMU'AH
BAB II
AL MUJADILLAH & AL JUMU’AH
AL MUJADILLAH & AL JUMU’AH
Agama Islam
yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai tuntunan dan pegangan bagi
kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam segi ibadah saja
melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah yang
berkenaan dengan kerja.
Rasulullah
SAW bersabda: “bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya,
dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.” Dalam
ungkapan lain dikatakan juga, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di
bawah, Memikul kayu lebih mulia dari pada mengemis, Mukmin yang kuat
lebih baik dari pada mukslim yang lemah. Allah menyukai mukmin yang kuat
bekerja.” Nyatanya kita kebanyakan bersikap dan bertingkah laku justru
berlawanan dengan ungkapan-ungkapan tadi.
Etos
Kerja Muslim
didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat
mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan
kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh.
Sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja
menunjukkan fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan martabat
dirinya sebagai hamba Allah yang didera kerinduan untuk menjadikan dirinya
sebagai sosok yang dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang
amanah, menunjukkan sikap pengabdian sebagaimana firman Allah, “Dan tidak
Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”, (QS.
adz-Dzaariyat : 56).
Bekerja adalah fitrah dan merupakan salah satu identitas manusia, sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman tauhid, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah SWT.
Apabila bekerja itu adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas dan tidak mau mendayagunakan seluruh potensi diri untuk menyatakan keimanan dalam bentuk amal kreatif, sesungguhnya dia itu melawan fitrah dirinya sendiri, dan menurunkan derajat identitas dirinya sebagai manusia.
Setiap muslim selayaknya tidak asal bekerja, mendapat gaji, atau sekedar menjaga gengsi agar tidak dianggap sebagai pengangguran. Karena, kesadaran bekerja secara produktif serta dilandasi semangat tauhid dan tanggung jawab merupakan salah satu ciri yang khas dari karakter atau kepribadian seorang muslim.
Bekerja adalah fitrah dan merupakan salah satu identitas manusia, sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman tauhid, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah SWT.
Apabila bekerja itu adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas dan tidak mau mendayagunakan seluruh potensi diri untuk menyatakan keimanan dalam bentuk amal kreatif, sesungguhnya dia itu melawan fitrah dirinya sendiri, dan menurunkan derajat identitas dirinya sebagai manusia.
Setiap muslim selayaknya tidak asal bekerja, mendapat gaji, atau sekedar menjaga gengsi agar tidak dianggap sebagai pengangguran. Karena, kesadaran bekerja secara produktif serta dilandasi semangat tauhid dan tanggung jawab merupakan salah satu ciri yang khas dari karakter atau kepribadian seorang muslim.
Al-QUR’AN SURAH
AL-MUJADILAH 58: 11, TENTANG KEUNGGULAN ORANG YANG BERIMAN DAN BERILMU
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي
الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا
فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
b.
Terjemahan Ayat
“Hi orang-orang yang
beriman, apabila dikatakan kepadamu: ‘berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan; ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang di beri ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mngetahui apa yang kamu kerjakan,”
(Q.S Al-Mujadilah, 58; 11)
Kesimpulan
Kesimpulan isi atau kandungan ayat 11 aurah Al-Mujadilah antara lain
sebagai berikut:
a.
Suruhan untuk memberikan kelapangan kepada orang lain dalam majelis ilmu,
majelis zikir, dan segala majelis yang sifatnya menaati Allah SWT dan
rasul-nya.
b.
Apabila disuruh bangun untuk melakukan hal-hal yang baik dan diridai Allah,
maka penuhilah suruhan tersebut dengan segera dan dengan cara yang
sebaik-baiknya.
c.
Allah SWT mengangkat orang-orang beriman atas orang-orang yang tidak
beriman beberapa derajat tingginya, dan Allah SWT mengangkat orang-orang
beriman dan berilmu pengetahuan atas orang-orang yang beriman tetapi tidak
berilmu pengetahuan beberapa derajat tingginya. Ringkasnya Allah SWT
meninggikan derajar orang-orang beriman, teristimewa orang-orang beriman lagi
berilmu pengetahuan.
Penjelasan
a.
Ayat Al-Qur’an surah Al-Mujadilah ayat 11 isinya antara lain berkaitan
dengan adab atau tatakrama yang harus diterapkan dalam majelis-majelis yang
baik dan diridai Allah SWT. Misalnya majelis ta’lim, majelis ilmu pengetahuan
dan teknologi, majelis zikir, dan majelis salat jum’at berjamaah.
b.
Ilmu pengetahuan mempunyai banyak keutamaan. Perbuatan ibadah yang tidak
dikerjakan sesuai dengan ilmu tentang ibdah tersebut, tentu tidak akan di
terima Allah SWT.
SURAH AL-JUMU’AH, 62:
9-10, TENTANG DORONGAN AGAR RAJIN BERIBADAH DAN GIAT BEKERJA
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ
الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ
خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari
jum’at,maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan lah jual
beli, yang demikian itu lebih baaik bagimu. Jika kamu mengetahui,”
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ
فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaralah kamu di muka bumi dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.”(Q.S Al-Jumu’ah, 62: 9-10)
Seruan Allah SWT terhadap orang-orang beriman atau umat islam yang telah
memenuhi syarat-syarat sebagai mukalaf untuk melaksanakan salat jumat. Agar
dapat melaksanakan salat jumat umat islam diwajibkan untuk meninggalkan segala
pekerjaannya, seperti menuntut ilmu dan berjual-beli umat islam yang memenuhi
aeruan Alah SWT tersebut tentu akan memperolrh banyak hikmah.
Umat islam yang telah selesai menunaikan salat diperintah Allah SWT untuk berusaha
atau bekerja agar memperoleh karunia-nya, karunia Allah SWT itu antara lain:
ilmu pengetahuan, harta benda, jabatan, kesehatan, kekuatan, kedamaian, dan
kesejahteraan. Di mana pun dan kapan pun kaum muslimin berada serta apa pun
yang mereka kerjakan,. Mereka di tuntut oleh agamanya agar selalu mengingat
Allah SWT. Insya Allah dengan cara-cara seperti itu umat islam akan meraih
keberuntungan.
Mengacu kepasa Q.S. Al-Jumu’ah: 9-10, umat islam diperintah oleh agamanya
agar senantiasa berdisiplin dalam menunaikan ibadah wajib, seperti salat, dan
selalu giat berusaha atau bekerja sesuai dengan nilai-nilai islam (etos kerja
yang islami). Termasuk ke dalam etos kerja yang islami antara lain : belajar
secara sungguh-sumgguh, bekerja keras, dan berkrya secara produktif sehingga
dapat mendorong keadaan ke arah yang lebih maju.
SUMBER:
Komentar
Posting Komentar