BERFIKIR KRITIS
BAB IX
BERFIKIR
KRITIS
Berpikir
kritis adalah sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk
menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap
reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan.
Sedangkan
sikap dan tindakan yang mencerminkan berfikir kritis terhadap ayat-ayat
Allah Swt adalah berusaha memahami, menganalisis, dan merenungi kandungan
ayat-ayat Allah Swt tersebut, kemudian menindak lanjuti dengan sikap dan
tindakan.
Cara berpikir kritis menurut Islam
1. Pengamatan
2. Dzikir
3. Pikir
4. Tasbih dan Doa
5. Simpulan
Pada pembelajaran kali ini erat kaitannya dengan
surat al imran ayat 190-191
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang, terdapat tanda tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah
dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”.
Kandungan dari ayat di atas adalah
Pada surat al imran ayat 190 menjelaskan bahwa dalam
penciptaan langit dan bumi,
dan pergantian malam dan siang, mengandung tanda-tanda
kebesaran Allah Swt.
Dalam ayat yang ke-191, orang-orang yang berakal adalah orang-orang yang
senantiasa mengingat Allah Swt dalam keadaan apapun.Selain dari ali imran 190-191, pembelajaran ini juga berkaitan dengan QS. Ali Imran ayat 159
Artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemmah kembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan merek dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukain orang-orang yang bertawakkal kepadanya.” (QS Ali Imran : 159)
Kandungan ayat diatas adalah
-Memecahkan masalah dengan cara lemah lembut
-Menyelesaikan masalah dengan musyawarah
-Bertawakkal kepada Allah Swt.
A. Berpikir kritis menurut para ahli
John Dewey dalam Fisher (2001:2) :
“Berpikir kritis atau Berpikir Replektif adalah perimbangan yang aktif,
persistent (terus-menerus) dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau
bentuk pangetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan
yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi
kecenderungannya.”
Richard Paul dalam Fisher (2001:4) : “Berpikir kritis
adalah model berpikir mengenai hal,
substansi atau masalah apa saja dimana si pemikir meningkatkan kualitas
pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat
dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual.”
Robert
Ennis dalam Fisher (2001:4) : “Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal
dan replektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya dan
dilakukan.”
B. Berpikir Kritis menurut al-Qur'an
Berpikir adalah
fungsi akal, dengan berpikir, manusia memanfaatkan akalnya untuk memahami
hakikat segala sesuatu. Hakikat segala sesuatu adalah kebenaran, dan kebenaran
yang sejati adalah Tuhan. Dengan berpikir, manusia mengenal Tuhan dan mendekatkan
diri kepada-Nya. Maka berpikir adalah awal perjalanan ibadah, yang tanpanya
ibadah menjadi tak bernilai.
Dalam firman Allah surah 3: 190-191
disebutkan:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau. Maka lindungi
kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran [3]: 190-191.)
Berpikir Kritis itu (menurut al-Quran)
adalah mengingat Allah dalam keadaan apapun sambil memikirkan tentang
apa-apa yang diciptakan-Nya sebagai tanda akan kekuasaan Allah.
C. Berpikir kritis menurut
hadits
Rasulullah SAW. pernah bersabda : “Berpikirlah kamu tentang ciptaan
Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah”
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas
ini menurut Syaikh Nashiruddin al-Bani dalam kitab Shahihul
Jami’ish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits Ash-Shahihah berderajat Hasan
Secara tersirat, hadits tersebut menjelaskan bahwa, Berpikir itu merupakan
suatu perbuatan yang membawa pelakunya untuk memikirkan hal yang lebih konkrit
daripada hal yang abstrak dengan redaksi berpikir itu lebih baik tentang
ciptaan Allah lantaran akan menebalkan iman kita kepada Allah. Hal ini lebih
konkrit ketimbang memikirkan Dzat-nya Allah yang tidak akan mampu manusia untuk
memikirkannya apalagi membayangkannya.
D. Berpikir Kritis menurut pakar muslim
Abu Muhammad Hasan az-Zaki al-Askari : “Bukanlah ibadah itu banyaknya
puasa dan shalat, akan tetapi ibadah yang sesungguhnya adalah selalu berpikir akan
ciptaan Allah Swt.”
Sayyidina Ali bin Abu Thalib : “Berpikir yang engkau lakukan akan
memberikan pemahaman kepadamu dan memberikan pelajaran terhadapmu.”
Musa al-Kazhim : “Setiap sesuatu pasti memiliki petunjuk, dan
petunjuk bagi orang yang berakal adalah berpikir. Petunjuk bagi orang yang
berpikir adalah diam.”
Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib : “Wahai Anakku, berpikir
mewariskan cahaya, sementara lalai mewariskan kegelapan.”
E. Contoh berpikir Kritis
1. Saat Ujian : ketika mengerjakan soal kita dituntut untuk berpikir, yang
kemudian melahirkan suatu ide dengan memutuskan jawaban apa yang akan dipilih.
2. Saat Menulis : ketika menulis setiap orang akan berpikir guna mencari
inspirasi yang terserap di otak. ketika semua sudah terkumpul di otak barulah
dipilah dan dipilih mana yang akan ditulis.
Manfaat Berpikir Kritis :
1. Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua
ciptaan Allah Swt.
2. Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk
kepentingan umat manusia.
3. Mampu mengembangkan IPTEK dengan mengambil
inspirasi dari segala ciptaan Allah Swt.
4. Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam
melalui penelitian.
5. Mengantisipasi bencana alam melalui gejala dan
fenomena alam.
6. Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas segala
anugrah yang diberikan.
7. Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari
pembalasan.
8. Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang
visioner.
9. Semakin bersemangat dalam mengumpulkan bekal
untuk kehidupan di akhirat.
Sikap dan perilaku terpuji dari berpikir kritis:
1. Senantiasa bersyukur atas anugrah akal sehat.
2. Senantiasa bersyukur atas anugrah alam semesta
bagi manusia.
3. Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat
al-Qur’an secara lebih mendalam bersama para pakar di bidang masing-masing.
4. Menjadikan ayat-ayat al-Qur’an sebagai inpirasi
dalam melakukan penelitianpenelitian ilmiah untuk mengungkap misteri penciptaan
alam.
5. Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta)
sebagai inspirasi dalam mengembangkan IPTEK.
6. Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah
untuk kepentingan umat manusia.
7. Membaca dan menganalisis gejala alam untuk
mengantisipasi terjadinya bahaya.
8. Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin
termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.
F. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan replektif yang
berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya dan dilakukan.
Komentar
Posting Komentar